Herman terlihat sedang menunggui tomat dagangannya yang masih sepi karena harga yang makin mahal. (ABDUS SALAM/BAROMETER) |
Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang sayuran di Pasar Johar Semarang, Wiji Lestari, selama musim hujan, sayur-sayuran mengalami kenaikan, terutama yang terlihat begitu mencolok yaitu harga tomat.
"Sayuran yang harganya naik drastis tomat, sekarang per satu kilogramnya Rp 10 ribu, dari yang semula cuma Rp 4 ribuan," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan pedagang tomat, Herman, bahwa harga tomat sangat mahal dari bulan sebelumnya, ini dikarenakan hujan yang sering turun, jadi pohon tomat dari petani banyak yang mati dan buahnya busuk.
Mahalnya harga tomat berpengaruh pula pada penjualan yang semakin sepi. "Karena hujan jadinya tomat pada busuk, tanamannya juga banyak yang mati, penjualan juga berkurang," ujarnya.
Disinggung soal pengaruh tren Natal dan Tahun Baru, Herman mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi harga tomat.
"Tomat-tomat yang saya jual harga mahal karena dari petani mahal, mahalnya ini bukan karena Natal ataupun Tahun Baru," tandasnya.
Tomat-tomat yang selama ini dijual didatangkan dari daerah Wonosobo. Jadi stok dan harga sangat berpengaruh pada kondisi cuaca pada daerah sekitar.
"Kalau Wonosobo cuacanya nggak mendukung dan stok tomat tidak ada, sudah pasti harga tomat mahal," kata Herman. (lam/b6)
0 comments:
Post a Comment