Thursday, 20 February 2014

Harga Cabe Masih Mahal

Beni sedang melayani pembeli di tempat jualannya di Pasar Johar Semarang. (Abdus Salam)
SEMARANG- Harga cabe di pasaran pada bulan ini tercatat tidak begitu stabil. Ketidak stabilnya harga cabe ini bisa dikarenakan banyak bencana yang terjadi di Jawa Tengah seperti, banjir tanah longsor, kondisi jalan yang rusak dan meletusnya gunung Kelud di Kediri beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan Kepala Bidang Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Jam Jam Zamachsyari bahwa secara umum harga-harga bahan pokok di pasaran sudah mulai turun, namun pemerintah perlu segera melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak agar pengendalian dapat dilakukan dengan baik.
"Secara umum harga-harga sudah mulai turun, tapi seperti cabe itu memang banyak orang yang membutuhkan, jadi karena permintaan yang banyak dan kurangnya stok bisa menjadikan harga kembali naik,"ujarnya saat konferensi pers di kantor Otoritas Jasa Keuangan, Rabu, (19/2).
Berdasakan pantauan di lapangan, di Pasar Johar Semarang, harga cabe masih relatif mahal. Seperti cabe merah kriting yang menembus angka Rp 15000 per satu kilogram, cabe setan rawit Rp 35000, cabe ijo teropong Rp 13000, dan cabe ijo keriting Rp 9000. 
Menurut pedagang cabe di pasar Johar Semarang, Beni (40), kondisi harga cabe beberapa hari ini terkendala dengan adanya hujan abu vulkanik, karena sebagian pemasok cabe yang ada di Jawa Tengah seperti, Muntilan, Magelang Wonosobo terkena dampak letusan Gunung Kelud. 
Selain itu, harga cabe juga dipengaruhi jumlah pasokan yang ada di pasaran, kondisi barang ini sangat berpengaruh dengan naik turunnya harga cabe di pasaran. 
"Beberapa hari ini masig tergolong mahal harganya, apalagi kemarin juga sempat terjadi hujan abu, jadi pasokan berkurang," katanya saat ditemui di tempat jualannya.  
Dikatakan Beni, cabe yang tidak laku dan menjadi busuk menjadikan dirinya merugi. Dengan kondisi seperti itu biasanya para pedagang membanting harga yang lebih murah dengan kondisi barang yang jelek. 
"Cabe-cabe yang restan tetap kita jual dengan harga rendah, karena kualitasnya sudah menurun, ini juga membantu mengatasi kerugian,"tambahnya. (Lam)
 

0 comments:

Post a Comment