Thursday, 20 February 2014

Pasca Bencana, Kredit Macet Tembus Rp 365,75 M

  Y Santoso Wibowo (tengah) saat menjelaskan kredit macet saat konferensi pers di kantor OJK regional 4. (Abdus Salam)

SEMARANG- Rentetan bencana yang menerjang di wilayah Jawa Tengah belum lama ini telah mengakibatkan sektor perekonomian warga lumpuh. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengidentifikasi kerugian senilai Rp 2,01 triliun pasca bencana banjir dan tanah longsor kemarin.

Diungkapkan Kepala Bidang Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Bappeda Jateng, Budi Setyana, seusai acara rapat koordinasi dengan OJK di kantor OJKRegional 4 Jawa Tenga.
Menurut Budi, jumlah kerugian dibagi dalam lima kelompok dengan laporan data dari kabupaten/kota. 
“Tercatat total kerugian sementara Rp 2,01 triliun, dengan nilai terbesar pada sektor ekonomi mencakup pertanian, perkebunan, peternakan dan perdagangan sebesar Rp 872,7 miliar,” ujarnya.

Kelompok lain yang kena dampak yaitu sektor perumahan termasuk prasarana pemukiman sebesar Rp 424,8 miliar. Sementara infrastruktur sendiri meliputi jalan, jembatan, tanggul, sanitasi, irigasi dan perhubungan, teridentifikasi rugi Rp 690,2 miliar. “Namun, identifikasi juga mencatat kerugian pada sektor sosial, kesehatan dan pendidikan senilai Rp 19,4 miliar serta lintas sektor berupa sarana prasarana pemerintahan sebesar Rp 3,3 miliar,” ujarnya.

Selain itu,  kerugian pasca bencana ditanggulangi melalui pemulihan dengan alokasi anggaran Pemprov bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun daerah. Pada 2014 pihaknya murni memakai anggaran yang sudah ada yakni Rp 74,5 miliar. “Namun, apabila alokasi belum tepat pakai saat ini sudah disiapkan rencana pengajuan APBD perubahan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala OJK Regional 4 Jateng dan DIY, Y Santoso Wibowo, dalam waktu dekat akan mengeluarkan Peraturan OJK yang bisa membuat pelaku kredit yang merugi bisa menerima kredit baru. Di samping itu, pihaknya telah melakukan pendataan dampak langsung dan tidak pada korban banjir. “Dalam hitungannya, pada bulan Desember 2013, potensi yang terkena dampak banjir adalah Rp 365,75 Miliar dari total 1346 rekening nasabah atau 0,21persen dari total kredit Desember 2013,” bebernya.
Santoso menjelaskan, potensi kerugian terbesar pada kredit tersebut ada pada sektor perdagangan dan jasa yakni sebesar Rp 129,28 Miliar, sektor Perikanan Rp 99,13 Miliar, sektor perikanan Rp 71,90 Miliar. Sementara total kredit macet hingga per Jum’at (14/2) sebesar Rp 365.759 Miliar. “Untuk rinciannya, Bank Mandiri Rp 35.150 juta, BRI Rp 111.768 juta, BNI Rp 70.962, CIMB Niaga Rp 0 Rp, BCA 5,5.01 juta, BII Rp 0 Rp,  BPD Jateng Rp 92.368 juta, totalnya 365.759 miliar,"jelasnya. (Lam)

0 comments:

Post a Comment