Monday, 16 January 2017
Friday, 4 March 2016
Kalimat Si Bapak di Plasa Simpang 5
Tiba-tiba bapak-bapak yang berada di sampingku bertanya kepadaku, tidak bertanya serius,
tapi sepertinya bapaknya butuh teman ngobrol, ya meskipun bapak itu duduk di sampingku dan datang dengan pasangannya, yang pasti pasangannya istrinya sendiri bukan istri orang lain.
Sebut saja si bapak, karena saya belum sempat tanya namanya. Obrolan si bapak itu, seakan mengingatkanku apa yang harus saya lakukan untuk masa depan. Meski tidak terlalu banyak bercerita, tapi ada satu kalimat yang diucapkannya membuat hatiku menjadi teringat apa yang harus saya lakukan.
Perbincangan itu (sengaja tidak saya tuliskan perbincangannya) bermula ketika saya sedang menunggu servis tablet (biar kelihatan kekinian punya tab) di plasa simpang 5 lantai 5B (pojok paling atas sendiri). Sudah hampir setengah jam saya duduk dan menunggu servisan selesai, karena hanya mengganti layar, jadi proses pengerjaannya bisa ditunggu dan kebetulan sedang tidak banyak antrian pula.
Tiba-tiba si bapak tadi dan istrinya datang dan seperti mau ikut menserviskan gadgetnya yang lagi rusak. Setelah proses negosiasi sama tukang servisnya, si bapak dengan istrinya (karena gak jomblo) akhirnya bersedia menunggu, duduk di sebelah kanan (istrinya) dan kiri (si bapak) saya posisinya persis di tengah, karena memang hanya ada tiga kursi.
Hampir 10 menit saya hanya bengong (sambil ngantuk-ngantuk), sabar menunggu servisan selesai, mau ngajak ngobrol samping kiri dan kanan juga tidak kenal, terasa canggung untuk basa-basi membuka obrolan. Maklum jhon, jomblo je, nek ndi-ndi yo dewean. Tapi yo disyukuri wae,,.
Pikir saya si bapak juga mulai jenuh, hanya diam saja, ngalamun kemana-mana, mau ngajak ngobrol mantan pacarnya (istrinya) juga terhalang posisi saya yang berda di tengah antara keduanya. Akhirnya si bapak basa-basi bertanya dan menyapaku.
Bertanya hal sepele untuk membuka obrolan. Saya berusaha menjawabnya saja, tidak berusaha untuk basa-basi bertanya. Karena melihat dari barang yang nempel di telinga sebelah kanan (kayak headset) sepertinya si bapak mengalami gangguan pada pendengarannya, karena terbukti dari beberapa jawaban yang saya berikan harus saya ulang beberapa kali. Dan sempat juga si istrinya yang menjelaskan lebih detail tentang apa yang saya sampaikan.
Singkat cerita, tiba-tiba si bapak juga menceritakan anaknya (putrinya, sekali lagi putrinya). Terkait kerjaan putrinya (ingat perempuan ya) yang baru saja didapatnya. Si bapak menceritakan betapa susahnya anaknya mencari kerja dan proses seleksi berkali-kali hingga sampai diterima. Saat si bapak bilang anaknya perempuan, reflek, saya menoleh ke kanan (arah si istrinya). Setelah saya melihat istrinya, saya jadi teringat pesan teman saya si jomblo yang lagi mengejar-ngejar cintanya (katanya sih terhalang-halangi sesuatu).
"Kak, kalau melihat ibu-ibu yang cantik, pasti anak perempuannya juga cantik," kata si jomblo.
Jadi saya bisa memberikan hipotesa seperti apa kira-kira anak perempuan si bapak dan si ibu tadi yang diceritakannya. Setelah cerita sana-sini tentang anak perempuannya, si bapak balik lagi tanya kepada saya.
"Mas nya sudah berkeluarga?", tanya si bapak.
Waduh ini pertanyaan biasa tapi sepertinya ngledek status saya yang “lagi” jomblo, walaupun saya yakin, si bapak tidak tahu kalau saya jomblo (single fighter). Tapi, sepertinya pertanyaan bapak tadi kalau dikaitkan, menyambung dengan cerita anak perempuannya tadi yang baru lulus kuliah di Universitas ternama di Semarang.
"Opo meh mbok entukke anakmu pak-pak," pikirku.
Ahh,, tapi gak usah terlalu banyak berkhayal dan berharap yang tidak-tidak, lagi pula saya juga tidak tahu latar belakang (koyok skripsi pakai latar belakang) si bapak dan lain-lainnya. Dan kenapa juga saya kePDan, lagi pula si bapak juga gak ada pikiran "ke sana". Wkwkwkwk...
Berhubung servis selesai saya langsung pergi dan pindah menunaikan kewajiban yang lain. Tidak lupa saya menyapa pamit untuk pergi kepada si bapak dan si ibu tadi.
"Jangan terlalu terlena dengan keasyikan," pesan si bapak, sebelum saya menutup perbincangan.
Semarang, 3 Maret 2016
Asal Mula Pamotan
Desa Pamotan merupakan sebuah desa kecil di Kebupaten Rembang terletak di bagian selatan Kabupaten Rembang. Secara geografis Pamotan dinilai strategis karena menjadi penghubung antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pamotan berada di dataran rendah dikelilingi beberapa gunung dan menjadi salah satu sumber mata air di Kabupaten Rembang., inilah keunikan tersendiri dari desa Pamotan di banding desa lain yang ada di Rembang.
Sulit mengira – ngira kapan pertama kali nama Pamotan di sematkan pada daerah tersebut. Menurut cerita dari orang – orang dari desa tersebut nama Pamotan diambil dari sebuah nama yaitu Pamot. Nama Pamot sendiri merupakan nama dari orang yang pertama kali menghuni desa Pamotan. Jadi dahulu desa Pamotan merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit, yang diberikan mandat menjaga daerah tersebut adalah simbah Pamot karena daerah Pamotan yang strategis, Pamotan menjadi pos dari kerajaan Majapahit dan terbukti bahwa di desa sebelah yaitu di kecamatan Lasem terdapat telapak kaki dari Hayam Wuruk pada sebuah batu andesit tepatnya berada pada Lereng Gunung Kajar. Konon simbah Pamot adalah seorang yang sakti mandraguna karena inilah ia dipercaya menjaga pos dari Majapahit. Cerita berawal pada suatu ketika di daerah pamotan terjadi kekeringan yang berkepanjangan, banyak pohon – pohon yang layu bahkan mati karenanya. Terjadinya kekeringan tersebut membuat simbah Pamot turun tangan. Ia bertapa mencari petunjuk dari sang maha kuasa di tempat yang kini dinamakan sumberan. Ia mendapat wangsit bahwa ia harus mencabut sebuah pohon jati yang ada di daerah sumberan tersebut. Dengan kesaktiannya simbah pamot mencabut pohon jati seorang diri. Setelah tercabut pohon jati tersebut selanjutnya keluarlah sumber air dari dalam tanah. Kini daerah yang menjadi tempat pohon jati yang tercabut diberi nama Sumberan. Sedangkan dukuh lain tepatnya di sampig dukuh sumberan juga ada sebuah mata air diberi nama modal. Modal sendiri berasal dari kata mudal – mudal dalam bahasa jawa yang berarti air yang keluar terus menerus. Kini air yang keluar dari sumber air di Pamotan tersebut mengairi 3 kecamatan di Rembang sebelum bermuara ke laut. Setelah adanya sumer air tersebut daerah Pamotan mulai ramai didatangi pendatang. Atas jasanya tersebut namanya diabadikan menjadi sebuah tempat bernama Desa Pamotan.
Saturday, 5 September 2015
Ngopi Bareng Ganjar Pranowo
Hari keenam di Banjarnegara udaranya sudah mulai bersahabat, tidak seperti hari pertama, suasana yang mulai nyaman dan keinginan untuk tinggal lebih lama mulai muncul, maklum hari itu hari terakhir berada di pinggiran sungai Serayu. Tiba waktunya sarapan pagi, seluruh peserta, relawan dan panitia Kongres Sungai Indonesia 2015 mulai memadati dapur umum yang didirikan oleh TNI-AD. Sarapan pagi kali ini tidak beda jauh dengan sarapan hari-hari sebelumnya, namun yang jadi istimewa dengan sarapan pagi ini yaitu bersama dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Pagi itu, Minggu (30/8) merupakan hari terakhir dilaksankannya Kongres Sungai Indonesia 2015, bertepatan pula diadakannya festival Parak Iwak Sungai Serayu 2015. Sarapan pagi bareng Pak Ganjar itu dinamakan "Ngopi Bareng Pak Ganjar". Pada kesempatan itu pastilah dijadikan momen penting yang tidak bisa ditinggalkan, kapan lagi bisa sarapan langsung dengan Pak Ganjar di dapur umum milik TNI-AD.
Sekitar pukul 07.30 WIB, Pak Ganjar sampai di lokasi dapur umum. Langsung saja Pak Ganjar menuju meja dan mengambil "nampan" (piring ala tentara yang terbuat dari seng) yang sudah disediakan. Tidak ada yang istimewa dengan menu sarapan pagi itu, menu yang disajikan kepada Pak Ganjar sama dengan yang disajikan kepada peserta dan panitia.
Sebelum mulai sarapan, Pak Ganjar tidak lupa menyapa para peserta dan panitia yang berada dilokasi. "Selamat pagi kawan-kawan semua, sehatkan?,"sapa Pak Ganjar. Suapan demi suapan begitu dinikmati Gubernur Jawa Tengah ini. Meskipun menjabat orang nomor satu di Jawa Tengah, tanggung jawabnya makan di dapur umum TNI-AD tetap dilakukannya. Yaitu selesai makan harus mencuci sendiri "nampan" yang digunakannya, begitu juga dilakukan Pak Ganjar. Dan ini tidak dilakukan oleh pejabat yang pagi itu ikut mendapingi Pak Ganjar.
"Saya sudah dengar kalau makannya di Barak Tentara, yang masak juga Tentara dan selesai makan nyuci piring sendiri, jadi saya gak kaget. Saya juga biasa nyuci piring sendiri," ujarnya usai makan.
Pada kesempatan "Ngopi Bareng Pak Ganjar" ini digunakan para peserta untuk tanya jawab / keluh kesah terkait isu-isu yang ada di Jawa Tengah. Tidak luput pula untuk ajang selfie dengan Pak Ganjar.
Hape 'Rusak' Buat Selfie
Ajang berebut foto dengan Pak Ganjar juga dilakukan salah satu Relawan Kongres Sungai Indonesia (KSI) 2015, Putri (bukan nama sebenarnya). Dengan malu-malu mau dan dengan rasa takut-takut berani, Putri memantapkan mentalnya mengejar Pak Ganjar untuk melakukan selfie.
Dengan susah payah dan jantung yang berdetak kencang, Putri berlari-lari mengejar Pak Ganjar, namun, karena belum persiapan, hapenya yang keren (ngakunya) belum bisa digunakan untuk selfie. Alhasil selfiepun gagal, raut muka cemberut dan kecewapun menghiasi wajahnya.
Namun tidak berhenti sampai di sini, Pak Ganjar yang saat itu keluar dari Joglo usai berganti kaospun dikejar lagi oleh Putri. Tidak mau terulang "kecelakaan" yang pertama, Putri pun mulai mengeluarkan hapenya yang keren (ngakunya). Dengan kamera hape yang siap untuk memotret, diarahkannlah hapenya pada posisi selfie dengan Pak Ganjar, namun, apa yang terjadi, hapenya yang kerenpun (ngakunya) ikut grogi menghadapai Pak Ganjar, berulang kali dipejet tidak mau memotret, (rupanya hapenya ikut grogi ngadepin Pak Ganjar).
Setelah berulang kali, dengan tangan yang gemetar karena grogi, akhirnya selfiepun menuai hasil, meskipun tidak sempurna. Namun sebelum berhasil memotret, Pak Ganjar sempat melontar ucapan yang "menggigit" dengan nada guyonan.
"Lha hapemu wae rusak kok yo digo selfie, yo ora iso (lha hape kamu aja rusak masak dipakai buat selfi, ya gak bisa)," seloroh Pak Ganjar sambil tersenyum.
Banjarnegara, 30 Agustus 2015
Friday, 25 April 2014
TEPPA Mampu Mengawal Proses Pembangunan
SEMARANG- Pemkot Semarang dalam waktu
dekat akan mewujudkan penggunaan dana
APBD/ APBN yang tepat peruntukannya dan manfaatnya bagi masyarakat luas. Peran
serta dan partisipasi masyarakat dalam mengontrol pengelolaan anggaran
pembangunan yang dilakukan pemerintahan pusat khususnya di pemerintah Kota/
Kabupaten sangatlah penting, hal itulah yang akan segera dilakukan.
Dari hasil evaluasi Tim Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP4) ketika mensosialisasikan tentang Tim Evaluasi
Penyerapan dan Pengawasan Anggaran (TEPPA) bagi seluruh elemen masyarakat baik
itu masyarakat biasa mapun yang bekerja di instansi negeri maupun swasta, masih
banyak terjadi Kota/ Kabupaten penggunaan dananya belum tepat peruntukkannya
dan bermanfaat bagi masyarakat, Minggu (20/4).
Menurut Wali Kota dalam sambutanya yang dibacakan Sekda Kota Semarang, Adi
Trihananto, menyampaikan bahwa Pemkot Semarang menyambut positif kegiatan
sosialisasi TEPPA ini, karena dapat memberikan motivasi guna mendorong keterlibatan
masyarakat khususnya didalam mengawal proses pembangunan mulai dari perencanaan
anggaran, pelaksanaan sampai pelaporannya.
Pihaknya juga mengatakan hal tersebut sinergis dengan UU Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik , yang harapannya akan melangkah
kedepan menjadikan transparansi anggaran, dan juga akan meningkatkan serapan
anggaran.
“Yang mana tahun kemarin Kota
Semarang hanya bisa mencapai 70%, namun dengan sosialisasi ini berharap akan
dapat meningkatkan penyerapan anggaran”, katanya.
Sementara itu, Asisten Kepala UKP4, Sarma Marpaung, bahwa pihaknya bersama rekan-rekannya di Kota
ini ingin mengajak masyarakat luas berpartisipasi dalam pelaksanaan belanja
APBN dan APBD 2014. Sehingga nantinya akan ada upaya antara Pemerintah dan
Masyarakat untuk mengelola APBD bersama-sama yang lebih baik.
“Penyerapan anggaran juga diharapkan akan bisa mencapai 100%, nilai yang
diharapkan bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan Sarma, masyarakat sekarang mempunyai kemudahan
dalam hal menyampaikan aspirasinya, mendapatkan akses dan melakukan pengawasan
hal-hal yang dilakukan oleh Pemerintah. Untuk itu pihaknya meminta kepada
Pemerintah Kota/ Kabupaten untuk mengedepankan transparansi, akuntabiltas,
solusi dan inovasi program-program kegiatan dan anggaran yang berbasis
masyarakat. Sehingga menuju Pemerintahan yang menghasilkan tata kelola yang
berkualitas. (ABDUS SALAM)
PKL Taman KB, Makan Bahu Jalan
SEMARANG- Pemandangan di lokasi Taman KB yang asri dan rindang
sangat cocok untuk menjadi tempat berteduh. Terlebih taman ini terletak dekat
dengan jantung kota Semarang, Simpanglima.
Suasana
di lokasi tersebut menjadi terkesan
semrawut dengan keberadaan PKL yang semakin menggunakan ruas jalan untuk
menjajakan dagangan di lokasi tersebut, terlebih para pedagang semakin
menempati di pinggiran jalan yang membuat lebar jalan menjadi lebih sempit.
Menurut
seorang warga yang sedang berada di
lokasi tersebut, khasanah, keberadaan
PKL di taman KB memang menguntungkan
buat para pengunjung yang sedang menikmati suasana di situ, namun karena
keberadaan yang semakin tidak karuan membuat pemandangan jadi tidak sedap.
"Seharusnya
para PKL bisa menempati shelter-shelter yang disediakan jangan sampai memakan
jalan raya, yang nantinya malah bikin macet," katanya saat ditemui.
Sementara
itu, menurut Kepala pengendalian operasional Satpol PP, Budi Raharjo, saat
ditemui di ruangangannya, tidak lama ini, lokasi pedagang kaki lima yang berada
di taman KB memang merupakan pindahan, yang sebelumnya ada disepanjang jalan
pahlawan, karena memang taman KB itu
merupakan tempat yang dialokasikan untuk tempat para PKL.
"Kita
dari satpol juga tidak begitu berani
untuk menertibkan di wilayah itu, karena memang lokasi itu merupakan lokasi
para PKL," ujarnya saat.
Keberadaan
PKL di lokasi taman KB ternyata sudah ditata rapi dari dinas terkait dengan
dibuatkan shelter-shelter yang difungsikan untuk tempat berjualan, namun
kenyataan di lapangan, pada pagi dan siang hari keberadaan PKL yang menggunakan
gerobak ternyata menggunakan jalan raya sebagai tempat berjualan.(ABDUS SALAM)
Pendidikan Politik Pemilu, Cerahkan pemilih pemula
SEMARANG-
Pendidikan dasar politik bagi pemilih pemula merupakan salah satu upaya
investasi untuk mempersiapkan generasi cerdas dan kritis yang akan memimpin
bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Para peserta yang masih awam ini
dijelaskan mulai dari pengertian pemilu, tujuan pemilu dan tahapan pemilu,.
Plh Kepala Badan Kesbangpolinmas, Djati Prijono,
mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan pendidikan politik bagi masyarakat
tahap kedua tahun anggaran 2014 adalah meningkatkan partisipasi aktif
para pemilih pemula, terutama menjelang penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2014.
“Kegiatan ini juga merupakan salah satu pencerahan
bagi para pemilih pemula agar mereka tahu bagaimana harus bersikap dalam pemilu,
khususnya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang sebentar lagi akan digelar
sehingga tidak salah dalam menentukan pilihan,” jelas Djati dalam laporannya.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini dihadirkan pula
narasumber yang sangat berkompeten sesuai bidangnya yaitu Dirjen Kesbangpol
Depdagri, Cecep Agus Supriyanta, Polrestabes Semarang, Ketua KPU Kota Semarang
dan juga menghadirkan pakar politik politik Teguh Yuwono
Sementara itu, Wali Kota, Hendrar Prihadi
mengapresiasi kegiatan ini, karena menurutnya kegiatan seperti ini dapat
meningkatkan jumlah pemilih pemilu. Ditambahkan Hendi,adik-adik SMA/ SMK
sebagai pemilih pemula menduduki presentase yang cukup besar dari total jumlah
pemilu. Sehingga dari sini adik-adik memiliki peran penting dalam mendongkrak
persentase pemilih.
“Adik-adik harus terus berperan sebagai motor
penggerak dan pendorong anggota masyarakat yang lain untuk berperan aktif dalam pemilu, jika kemarin berhasil maka masih
ada satu PR lagi yang harus kita sukseskan juga yaitu Pilpres 9 Mendatang” ajak
Hendrar Prihadi.
Hendi, juga berharap prosentase pemilih pemilu
Presiden dan Wakil Presiden akan meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya.
“Seperti Pemilu Legislatif tanggal 9 April kemarin angka partisipasi masyarakat
meningkat menjadi 77,21% dibandingkan Tahun 2009 yang hanya mencapai 70%,”
ujarnya. (ABDUS SALAM)
Bikin Kumuh, PKL di Pleburan Akan Ditertibkan
SEMARANG-
Kelurahan Pleburan yang letaknya berada di pusat keramaian di Kota Semarang
sudah dipastikan wilayah ini terdapat infrastruktur bangunan-bangunan yang
kokoh berdiri dan selalu berkembang sesuai kondisi yang semakin maju.
Menurut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, wilayah yang
berada di pusat kota akan dapat
menimbulkan permasalahan, salah satunya kemacetan.
“Apalagi ditambah dengan adanya PKL akan dapat
menimbulkan kekumuhan disekitarnya”, ujarnya saat melakukan jalan sehat di Kelurahan
Pleburan, kemarin.
Diakui Hendi, memang permasalahan kemacetan belum 100%
berhasil, namun pihaknya akan berupaya melakukan penertiban parkir yang
menghalangi ruas jalan yang dilalui kendaraan bermotor.
Dalam kesempatan jalan sehat bersama wali kota
tersebut, ketua LPMK setempat, Asmadi Fanani,
menyampaikan permasalah yang dialami wilayahnya. Diantaranya terdapatnya genangan air di jalan sekitar Hayam Wuruk saat
hujan melanda dan juga masih banyaknya PKL
yang melanggar larangan untuk meninggalkan gerobaknya di daerah Pleburan.
“Masih banyak PKL yang melanggar,” ujarnya.
Menanggapi permasalah tersebut, pemerintah kota
semarang yang diwakili Sekda Kota
Semarang, Adi Trihananto, menjelaskan permasalahan PKL akan terus dilakukan
secara continue dan berkesimambungan
lewat pembinaan dan penertiban. Namun itu semua harus dibantu oleh warga,
karena tak mungkin Pemkot dapat membersihkan PKL dengan sendirinya.
“Peran masyarakat sangat membantu dalam hal
memberitahukan keberadaan PKL di titik-titik yang memang dilarang untuk
berjualan,” jelasnya.
Sementara untuk genangan-genangan air yang ada di
sekitar Hayam Wuruk, Pemkot melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Energi Sumber Daya Mineral (PSDA dan ESDM) akan segera mengecek saluran-saluran
air untuk dilakukan pembersihan sedimentasi sehingga nantinya akan dapat
menampung air dengan baik.
“Pihak Dinas PSDA & ESDM akan melakukan pengerukan
sedimentasi sesegera mungkin, agar air mengalir dengan lancar,” tandasnya.(ABDUS SALAM)
Hendi Janji Perbaiki Jalan ke Unnes
SEMARANG- Cofee morning
yang dihelat Universitas Negeri Semarang (Unnes) disambut baik oleh Wali Kota
Semarang, Hendrar Prihadi. Saat acara tersebut diluncurkan, di kampus Sekaran,
Kamis (24/4) Hendi mengatakan, kalau kegiatan coffee morning bisa menjadi sarana transfer informasi
tentang program-program Pemerintah Kota Semarang. Di samping itu juga, bisa
menjadi media pembuka kran komunikasi antara Pemerintah Kota Semarang dengan
masyarakat di kalangan kampus.
“Mahasiswa merupakan sumber masukan, saran maupun
kritikan yang membangun,” ujarnya
Hendi selalu menekankan kepada kawan-kawan aparatur
Pemerintah Kota Semarang, untuk senantiasa membangun komunikasi, baik internal maupun
eksternal dengan masyarakat, stakeholder termasuk kalangan akademisi.
Ditambahkan Hendi, pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota
Semarang saat ini begitu banyak. Rasanya impossible kalau PR tersebut
diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang sendiri. Masalah penanggulangan
kemiskinan, rob dan banjir, masalah infrastruktur, pelayanan publik, kesetaraan
gender, pendidikan dan kesehatan, merupakan tujuh prioritas pembangunan,
yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi perlu dipikul oleh
semua pihak.
Diakui, peran dan partisipasi Keluarga Besar UNNES dalam
membangun Kota Semarang, selama ini, sudah cukup besar. Antara lain ikut
mendukung Gunungpati sebagai wilayah sentra pertanian, peternakan, dan
perkebunan atau agro wisata.
“Ada desa wisata Kandri dan Nongkosawit yang saat ini sedang
kita kembangkan kembali. Saya minta adik-adik mahasiswa UNNES bisa
membantu Pemerintah Kota Semarang mengembangkan potensi yang ada di wilayah
sini, caranya bagaimana? Yang termudah dengan menjaga kebersihan dan membantu
usaha masyarakat melalui program KKN,” katanya.
Terkait infrastruktur, Wali Kota mengatakan, pemerintah
masih terus berupaya membenahi jalan, jembatan maupun infrastruktur lain
yang ada di wilayah Gunungpati utamanya akses menuju UNNES. Yang sedang
berjalan saat ini adalah perbaikan Jalan Kolonel Hadiyanto di wilayah Trangkil.
“Tahun 2015 Kecamatan Gunungpati memperoleh anggaran terbesar
dibanding 15 Kecamatan lain di Kota Semarang, yaitu Rp 8,6 miliar. Dengan
anggaran sebesar itu, pembangunan di wilayah Gunungpati akan semakin berkembang
pesat,” katanya. (ABDUS SALAM)
Mahasiswa IAIN Beringas, Usir Boediono!
SEMARANG-
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang kembali
beringas. Mereka menyuarakan kritik pedas kepada Wakil Presiden RI Boediono di Jalan
Raya Walisongo, Kamis, (24/4). Saking liarnya, pejabat negara nomor dua di
Indonesia itu diusir dan tidak diperbolehkan menginjak tanah Semarang.
Tidak
hanya itu, gambar Boediono dibakar massa. Aksi ‘darah muda’ tersebut berujung
bentrok dengan aparat kepolisian. Empat mahasiswa di antaranya sempat diciduk
karena dianggap sebagai provokator.
Para mahasiswa
tersebut tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Walisongo Semarang. Para demostran memulai aksi longmarch dari
Kampus 1 IAIN Walisongo Semarang hendak menuju Bundaran Kali Banteng dan
Bandara Ahmad Yani Semarang. Mereka berorasi dengan membawa poster sambil
membagikan bando kepada para pengguna jalan yang melintas di Jalan Prof Dr
Hamka Ngaliyan Semarang.
Awalnya
unjuk rasa berlangsung tertib dan aman. Namun tak lama kemudian suasana kian
memanas saat massa membakar foto Boediono di tengah jalan raya sambil berteriak
agar Boediono pergi dari Semarang.
“Kami
tidak ingin Semarang tetap suci dari jejak-jejak agen Neoliberalisme,” kata
Koordinator Aksi Cahyono, lantang dalam orasi.
Tak
lama kemudian, insiden bentrok pecah. Keributan diawali dengan aksi dorong
antara massa dan aparat kepolisian. Puluhan massa yang emosi akhirnya melawan
dengan tenaga dan alat seadanya melempari aparat dengan batu. Mobil watercanon
yang dipersiapkan akhir diarahkan ke para pengunjuk rasa untuk memukul mundur
agar tidak menggangu lalulintas.
Massa kian
beringas, akhirnya ditembakkan dengan gas air mata dan watercanon oleh petugas.
Empat mahasiswa yang dianggap sebagai provokator diamankan oleh petugas dan
dipaksa masuk ke mobil Dalmas. Salah satu mahasiswa yang diamankan adalah
Presiden Dema (Dewan Mahasiswa) IAIN Walisongo Semarang.
Pihaknya
menuntut agar Wakil Presiden Boediono segera pergi dari Semarang, karena tidak
mau tanah Semarang dijejaki oleh Agen Noeliberal. “Boediono harus berani membongkar
kasus century yang tak kunjung selesai,” teriaknya.
Massa akhirnya
mampu dipukul mundur dan tetap bertahan di dalam kampus 1. Unjuk rasa ini
sempat membuat arus lalulintas di Jalan Prof Dr Hamka terjadi kemacetan. Kedatangan
wakil presiden Boediono sendiri ke Semarang dalam rangka kunjungan kerja. (ABDUS SALAM)
Monday, 7 April 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)