Friday, 25 April 2014

TEPPA Mampu Mengawal Proses Pembangunan


SEMARANG-  Pemkot Semarang dalam waktu dekat  akan mewujudkan penggunaan dana APBD/ APBN yang tepat peruntukannya dan manfaatnya bagi masyarakat luas. Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam mengontrol pengelolaan anggaran pembangunan yang dilakukan pemerintahan pusat khususnya di pemerintah Kota/ Kabupaten sangatlah penting, hal itulah yang akan segera dilakukan.
Dari hasil evaluasi Tim Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) ketika mensosialisasikan tentang Tim Evaluasi Penyerapan dan Pengawasan Anggaran (TEPPA) bagi seluruh elemen masyarakat baik itu masyarakat biasa mapun yang bekerja di instansi negeri maupun swasta, masih banyak terjadi Kota/ Kabupaten penggunaan dananya belum tepat peruntukkannya dan bermanfaat bagi masyarakat, Minggu (20/4).
Menurut Wali Kota dalam sambutanya yang dibacakan Sekda Kota Semarang, Adi Trihananto, menyampaikan bahwa Pemkot Semarang menyambut positif kegiatan sosialisasi TEPPA ini, karena dapat memberikan motivasi guna mendorong keterlibatan masyarakat khususnya didalam mengawal proses pembangunan mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan sampai pelaporannya.
Pihaknya juga mengatakan hal tersebut sinergis dengan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik , yang harapannya akan melangkah kedepan menjadikan transparansi anggaran, dan juga akan meningkatkan serapan anggaran.
 “Yang mana tahun kemarin Kota Semarang hanya bisa mencapai 70%, namun dengan sosialisasi ini berharap akan dapat meningkatkan penyerapan anggaran”, katanya.
Sementara itu, Asisten Kepala UKP4, Sarma Marpaung,  bahwa pihaknya bersama rekan-rekannya di Kota ini ingin mengajak masyarakat luas berpartisipasi dalam pelaksanaan belanja APBN dan APBD 2014. Sehingga nantinya akan ada upaya antara Pemerintah dan Masyarakat untuk mengelola APBD bersama-sama yang lebih baik.
“Penyerapan anggaran juga diharapkan akan bisa mencapai 100%, nilai yang diharapkan bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakan Sarma, masyarakat sekarang mempunyai kemudahan dalam hal menyampaikan aspirasinya, mendapatkan akses dan melakukan pengawasan hal-hal yang dilakukan oleh Pemerintah. Untuk itu pihaknya meminta kepada Pemerintah Kota/ Kabupaten untuk mengedepankan transparansi, akuntabiltas, solusi dan inovasi program-program kegiatan dan anggaran yang berbasis masyarakat. Sehingga menuju Pemerintahan yang menghasilkan tata kelola yang berkualitas. (ABDUS SALAM)

PKL Taman KB, Makan Bahu Jalan



SEMARANG- Pemandangan di lokasi Taman KB yang asri dan rindang sangat cocok untuk menjadi tempat berteduh. Terlebih taman ini terletak dekat dengan jantung kota Semarang, Simpanglima.
Suasana di lokasi tersebut  menjadi terkesan semrawut dengan keberadaan PKL yang semakin menggunakan ruas jalan untuk menjajakan dagangan di lokasi tersebut, terlebih para pedagang semakin menempati di pinggiran jalan yang membuat lebar jalan menjadi lebih sempit.
Menurut seorang warga yang sedang berada  di lokasi tersebut, khasanah,  keberadaan PKL di taman KB  memang menguntungkan buat para pengunjung yang sedang menikmati suasana di situ, namun karena keberadaan yang semakin tidak karuan membuat pemandangan jadi tidak sedap.
"Seharusnya para PKL bisa menempati shelter-shelter yang disediakan jangan sampai memakan jalan raya, yang nantinya malah bikin macet," katanya saat ditemui.
Sementara itu, menurut Kepala pengendalian operasional Satpol PP, Budi Raharjo, saat ditemui di ruangangannya, tidak lama ini, lokasi pedagang kaki lima yang berada di taman KB memang merupakan pindahan, yang sebelumnya ada disepanjang jalan pahlawan,  karena memang taman KB itu merupakan tempat yang dialokasikan untuk tempat para PKL.
"Kita dari satpol juga tidak begitu  berani untuk menertibkan di wilayah itu, karena memang lokasi itu merupakan lokasi para PKL," ujarnya saat.
Keberadaan PKL di lokasi taman KB ternyata sudah ditata rapi dari dinas terkait dengan dibuatkan shelter-shelter yang difungsikan untuk tempat berjualan, namun kenyataan di lapangan, pada pagi dan siang hari keberadaan PKL yang menggunakan gerobak ternyata menggunakan jalan raya sebagai tempat berjualan.(ABDUS SALAM)


Pendidikan Politik Pemilu, Cerahkan pemilih pemula




SEMARANG- Pendidikan dasar politik bagi pemilih pemula merupakan salah satu upaya investasi untuk mempersiapkan generasi cerdas dan kritis yang akan memimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Para peserta yang masih awam ini dijelaskan mulai dari pengertian pemilu, tujuan pemilu dan tahapan pemilu,.
Plh Kepala Badan Kesbangpolinmas, Djati Prijono, mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan pendidikan politik bagi masyarakat tahap kedua tahun anggaran 2014  adalah meningkatkan partisipasi aktif para pemilih pemula, terutama menjelang penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.
“Kegiatan ini juga merupakan salah satu pencerahan bagi para pemilih pemula agar mereka tahu bagaimana harus bersikap dalam pemilu, khususnya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang sebentar lagi akan digelar sehingga tidak salah dalam menentukan pilihan,” jelas Djati dalam laporannya.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini dihadirkan pula narasumber yang sangat berkompeten sesuai bidangnya yaitu Dirjen Kesbangpol Depdagri, Cecep Agus Supriyanta, Polrestabes Semarang, Ketua KPU Kota Semarang dan juga menghadirkan pakar politik politik Teguh Yuwono
Sementara itu, Wali Kota, Hendrar Prihadi mengapresiasi kegiatan ini, karena menurutnya kegiatan seperti ini dapat meningkatkan jumlah pemilih pemilu. Ditambahkan Hendi,adik-adik SMA/ SMK sebagai pemilih pemula menduduki presentase yang cukup besar dari total jumlah pemilu. Sehingga dari sini adik-adik memiliki peran penting dalam mendongkrak persentase pemilih.
“Adik-adik harus terus berperan sebagai motor penggerak dan pendorong anggota masyarakat yang lain untuk berperan aktif  dalam pemilu, jika kemarin berhasil maka masih ada satu PR lagi yang harus kita sukseskan juga yaitu Pilpres 9 Mendatang” ajak Hendrar Prihadi.
Hendi, juga berharap prosentase pemilih pemilu Presiden dan Wakil Presiden akan meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya. “Seperti Pemilu Legislatif tanggal 9 April kemarin angka partisipasi masyarakat meningkat menjadi 77,21% dibandingkan Tahun 2009 yang hanya mencapai 70%,” ujarnya. (ABDUS SALAM)

Bikin Kumuh, PKL di Pleburan Akan Ditertibkan


SEMARANG- Kelurahan Pleburan yang letaknya berada di pusat keramaian di Kota Semarang sudah dipastikan wilayah ini terdapat infrastruktur bangunan-bangunan yang kokoh berdiri dan selalu berkembang sesuai kondisi yang semakin maju.
Menurut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, wilayah yang berada di pusat kota  akan dapat menimbulkan permasalahan, salah satunya kemacetan.
“Apalagi ditambah dengan adanya PKL akan dapat menimbulkan kekumuhan disekitarnya”, ujarnya saat melakukan jalan sehat di Kelurahan Pleburan, kemarin.
Diakui Hendi, memang permasalahan kemacetan belum 100% berhasil, namun pihaknya akan berupaya melakukan penertiban parkir yang menghalangi ruas jalan yang dilalui kendaraan bermotor.
Dalam kesempatan jalan sehat bersama wali kota tersebut,  ketua LPMK setempat, Asmadi Fanani, menyampaikan permasalah yang dialami wilayahnya. Diantaranya terdapatnya  genangan air di jalan sekitar Hayam Wuruk saat hujan melanda dan juga masih banyaknya  PKL yang melanggar larangan untuk meninggalkan gerobaknya di daerah Pleburan.
“Masih banyak PKL yang melanggar,” ujarnya.
Menanggapi permasalah tersebut, pemerintah kota semarang yang diwakili  Sekda Kota Semarang, Adi Trihananto, menjelaskan permasalahan PKL akan terus dilakukan secara continue dan berkesimambungan lewat pembinaan dan penertiban. Namun itu semua harus dibantu oleh warga, karena tak mungkin Pemkot dapat membersihkan PKL dengan sendirinya.
“Peran masyarakat sangat membantu dalam hal memberitahukan keberadaan PKL di titik-titik yang memang dilarang untuk berjualan,” jelasnya.
Sementara untuk genangan-genangan air yang ada di sekitar Hayam Wuruk, Pemkot melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA dan ESDM) akan segera mengecek saluran-saluran air untuk dilakukan pembersihan sedimentasi sehingga nantinya akan dapat menampung air dengan baik.
“Pihak Dinas PSDA & ESDM akan melakukan pengerukan sedimentasi sesegera mungkin, agar air mengalir dengan lancar,” tandasnya.(ABDUS SALAM)


Hendi Janji Perbaiki Jalan ke Unnes


SEMARANG- Cofee morning yang dihelat Universitas Negeri Semarang (Unnes) disambut baik oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Saat acara tersebut diluncurkan, di kampus Sekaran, Kamis (24/4) Hendi mengatakan, kalau kegiatan coffee morning bisa  menjadi sarana transfer informasi tentang program-program Pemerintah Kota Semarang. Di samping itu juga, bisa menjadi media pembuka kran komunikasi antara Pemerintah Kota Semarang dengan masyarakat di kalangan kampus.
“Mahasiswa merupakan  sumber masukan, saran maupun kritikan yang membangun,” ujarnya
Hendi selalu menekankan kepada kawan-kawan aparatur Pemerintah Kota Semarang, untuk senantiasa membangun komunikasi, baik internal maupun eksternal dengan masyarakat, stakeholder termasuk kalangan akademisi.
Ditambahkan Hendi, pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota Semarang saat ini begitu banyak. Rasanya impossible kalau PR tersebut diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang sendiri. Masalah penanggulangan kemiskinan, rob dan banjir, masalah infrastruktur, pelayanan publik, kesetaraan gender, pendidikan dan kesehatan, merupakan  tujuh prioritas pembangunan, yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi perlu dipikul oleh semua pihak.
Diakui, peran dan partisipasi Keluarga Besar UNNES dalam membangun Kota Semarang, selama ini, sudah cukup besar. Antara lain ikut mendukung Gunungpati sebagai wilayah sentra  pertanian, peternakan, dan perkebunan atau agro wisata.  
“Ada desa wisata Kandri dan Nongkosawit yang saat ini sedang kita kembangkan kembali. Saya minta adik-adik  mahasiswa UNNES bisa membantu Pemerintah Kota Semarang mengembangkan potensi yang ada di wilayah sini, caranya bagaimana? Yang termudah dengan menjaga kebersihan dan membantu usaha masyarakat melalui program KKN,” katanya.
Terkait infrastruktur, Wali Kota mengatakan,  pemerintah  masih terus berupaya membenahi jalan, jembatan maupun infrastruktur lain yang ada di wilayah Gunungpati utamanya akses menuju  UNNES. Yang sedang berjalan saat ini adalah perbaikan Jalan Kolonel Hadiyanto di wilayah Trangkil.
“Tahun 2015 Kecamatan Gunungpati memperoleh anggaran terbesar dibanding 15 Kecamatan lain di Kota Semarang, yaitu Rp 8,6 miliar.  Dengan anggaran sebesar itu, pembangunan di wilayah Gunungpati akan semakin berkembang  pesat,” katanya. (ABDUS SALAM)
   

Mahasiswa IAIN Beringas, Usir Boediono!


SEMARANG- Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang kembali beringas. Mereka menyuarakan kritik pedas kepada Wakil Presiden RI Boediono di Jalan Raya Walisongo, Kamis, (24/4). Saking liarnya, pejabat negara nomor dua di Indonesia itu diusir dan tidak diperbolehkan menginjak tanah Semarang.
Tidak hanya itu, gambar Boediono dibakar massa. Aksi ‘darah muda’ tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Empat mahasiswa di antaranya sempat diciduk karena dianggap sebagai provokator.     
Para mahasiswa tersebut tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Semarang. Para demostran memulai aksi longmarch dari Kampus 1 IAIN Walisongo Semarang hendak menuju Bundaran Kali Banteng dan Bandara Ahmad Yani Semarang. Mereka berorasi dengan membawa poster sambil membagikan bando kepada para pengguna jalan yang melintas di Jalan Prof Dr Hamka Ngaliyan Semarang.
Awalnya unjuk rasa berlangsung tertib dan aman. Namun tak lama kemudian suasana kian memanas saat massa membakar foto Boediono di tengah jalan raya sambil berteriak agar Boediono pergi dari Semarang.
“Kami tidak ingin Semarang tetap suci dari jejak-jejak agen Neoliberalisme,” kata Koordinator Aksi Cahyono, lantang dalam orasi.
Tak lama kemudian, insiden bentrok pecah. Keributan diawali dengan aksi dorong antara massa dan aparat kepolisian. Puluhan massa yang emosi akhirnya melawan dengan tenaga dan alat seadanya melempari aparat dengan batu. Mobil watercanon yang dipersiapkan akhir diarahkan ke para pengunjuk rasa untuk memukul mundur agar tidak menggangu lalulintas.
Massa kian beringas, akhirnya ditembakkan dengan gas air mata dan watercanon oleh petugas. Empat mahasiswa yang dianggap sebagai provokator diamankan oleh petugas dan dipaksa masuk ke mobil Dalmas. Salah satu mahasiswa yang diamankan adalah Presiden Dema (Dewan Mahasiswa) IAIN Walisongo Semarang. 
Pihaknya menuntut agar Wakil Presiden Boediono segera pergi dari Semarang, karena tidak mau tanah Semarang dijejaki oleh Agen Noeliberal. “Boediono harus berani membongkar kasus century yang tak kunjung selesai,” teriaknya. 
Massa akhirnya mampu dipukul mundur dan tetap bertahan di dalam kampus 1. Unjuk rasa ini sempat membuat arus lalulintas di Jalan Prof Dr Hamka terjadi kemacetan. Kedatangan wakil presiden Boediono sendiri ke Semarang dalam rangka kunjungan kerja. (ABDUS SALAM)


Monday, 7 April 2014

Tetap Eksis Habis Kampanye

Abdus Salam Photograpy

Motret SBY

Abdus Salam Photograpy

SBY Sapa Masyarakat

Abdus Salam Photograpy

SBY Sapa Masyarakat

Abdus Salam Photograpy

Wednesday, 2 April 2014

Gelar Demo sambil Kampanye


SEMARANG- Aksi unjuk rasa menolak relokasi kawasan Industri Simongan kembali terjadi, kali ini para pengunjuk rasa turun di sepanjang jalan kawasan industri Simongan. Ada yang unik dibalik unjuk rasa yang digelar. Dalam unjuk rasa tersebuiti ada caleg dari Partai PAN yang ikut sekaligus menggelar kampanye.
Dalam pres relese tertuliskan ‘Alhamdulillah, dari sekian banyak caleg yang ada dari berbagai macam partai politik, ada satu caleg dari kalangan buruh/ pekerja pabrik di Kawasan Simongan yang maju dalam pemilihan legislatif tahun 2014  yang berjuang menolak Relokasi Simongan sejak tahun 2010 jauh sebelum adanya hiruk pikuk pencalegkan seperti sekarang ini’.
Menurut koordinator aksi sekaligus Caleg DPRD Kota, Slamet Kasawanto menuturkan, sudah saatnya kita menjadi pelopor pemilih wakil rakyat yang benar-benar memperjuangkan rakyat pada umumnya dan khususnya rakyat pekerja.
“Jangan biarkan harga diri kita hanya dihargai dengan selembar uang yang nilainya puluhan atau ratusan ribu rupiah,” ujarnya.
Dalam unjuk rasa yang digelar ini sempat mengakibatkan kemacetan lalulintas, dengan kawalan petugas unjuk rasa ini berlangsung tertib dan tidak terjadi kericuhan. (ABDUS SALAM)


Wisata Air Panas Guci (Tegal)


Genre Sastra Pesantren

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=Fjpk3k0n1Bw

Problem HIV dan Peran Nahdlatul Ulama dalam Penanggulangannya

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=li2Y7Fk_C24

Harmoni dan Perdamaian

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=a99cap3Ni0Y

Gudeg Koyor 'Unik'



http://www.youtube.com/watch?v=OBKMnG1mIVQ&list=UUgUCKXtQlbLoHy-Kc-q8ICg

Berpolitik Perlu Ekonomi Mapan



SEMARANG- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai As'ad Said Ali, secara umum mengharuskan NU berpolitik. Keharusan itu atas dasar kepentingan penerapan esensi hukum Islam. Hukum negara, kata As’ad tidak boleh bertentangan dengan tujuan hukum Islam.
"Hukum negara itu tak boleh bertentangan dengan esensi hukum Allah. Untuk menggapai keselarasan dua hukum itu dengan berpolitik," ujarnya, Kamis (27/3).
Pada kesempatan silaturahmi dan dialog bersama di Gedung PWNU Jateng yang dimoderatori M Arja Imroni ini dihadiri pula Ketua Lazisnu Pusat Masyhuri Malik, Rois Syuriah PWNU Jateng Kiai Ubaidilah Shodaqoh, dan mantan Ketua PWNU Jateng M Adnan.
 As'ad menyampaikan bahwa di negara ini yang berhak membuat aturan atau undang-undang adalah legislatif. Sementara untuk menjadi anggota legislatif harus ditempuh melalui gerbong politik. Karena itu, supaya NU turut andil dalam membuat hukum harus ada yang masuk menjadi wakil rakyat.
" Karena yang membuat hukum adalah lembaga politik. Ini kan menjadi jelas, posisi kita sebagai warga NU ada dimana dalam kebangsaan dan perhelatan politik tahun ini," tuturnya.
Namun, As'ad menyarankan kepada warga NU supaya sangat berhati-hati dalam politik praktis. Dia berpesan kepada seluruh orang NU supaya tidak tejebak dalam politik yang berpihak kepada seseorang atau partai tertentu.
"Banyak kiat-kiat supaya kita tidak terjebak dalam keberpihakan. Paling diutamakan, tentunya dalam berpolitik untuk kepentingan umat dan warga NU," katanya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, Abu Hapsin dalam sambutannya menyampaikan, sejatinya NU adalah ormas sosial dan keagamaan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa NU tidak bisa lepas dengan kekuasaan. Untuk melandasi ini, Abu mengutip referensi yang menyatakan jika negara tak dijaga dengan politik tak akan ada artinya.
" Jika negara ini tidak dijaga dengan kekuatan politik (kekuasaan-red) maka akan sia-sia,” tuturnya
Abu jugar berpesan untuk menghadapi Pileg 2014 diharapkan semua kader NU untuk berhati-hati dalam terjun ke dunia politik praktis.
"Ke depan kita punya pekerjaan rumah besar berupa membina hubungan seperti apa yang harus dibangun antara NU dengan kekuasaan politik," imbuhnya.
Selain soal politik, Abu juga menyinggung kemapanan organisasi dari sisi ekonomi. Dia meyakini, organisasi tanpa ditopang dengan kekuatan ekonomi yang mapan akan mengalami kesulitan.(ABDUS SALAM)

‘Double Track’ Selesai Lebih Cepat


SEMARANG -Pengerjaan proyek double track atau rel ganda jalur kereta api  Semarang-Bojonegoro dan Semarang-Tegal selesai. Pengerjaan terakhir dilakukan sepanjang 6 KM di wilayah Cakrawala, Semarang Barat Kota Semarang, Jumat (28/3).
Menurut Ketua Satuan Kerja Kereta Daerah Operasi IV Semarang, Sutrisno, pengerjaan ini  merupakan sambungan terakhir untuk ruas Semarang-Jakarta. Pada awalnya pengerjaan ini  ditarget  selesai pada akhir tahun.
“ Targetnya akhir tahun, tapi ini selesai lebih cepat,” ujarnya.
Untuk pengejaan jalur terakhir ini, ratusan pekerja dikerahkan secara manual. Sementara pengerjaan soal besi dan untuk meninggikan rel menggunakan alat berat. Perjalanan kereta seluruhnya untuk wilayah Tegal-Bojonegoro sepanjang 358 km.
“Pada hari ini yang semula tersisa 6 km sudah bisa disambungkan meski dikerjakan dengan pengebutan terus-menerus,” katanya.
Sementara itu, Kepala DAOP IV Semarang, Wawan Ariyanto mengatakan, penyambungan secara fisik memang telah selesai. Namun, peresmian secara terbuka belum dilakukan dan menurut rencana akan diresmikan di Stasiun Alas Tua, Semarang.
“Hari ini nyambung 6 km dari Stasiun Jrakah ke Poncol. Pengerjaan bisa cepat karena di sini bukan jalur persimpangan jalan, berbeda dengan di Bojonegoro,” tuturnya.
Setelah selesai pengerjaan, diperkirakan perjalanan kereta api baik barang, kargo maupun orang yang melewati wilayah DAOP IV Semarang tidak akan mengalami kendala ini dikarenakan kereta akan lebih cepat untuk sampai pada tujuan.
Wawan juga menambahkan akan tetap menggunakan stasiun-stasiun kecil pasca dioperasionalkannya jalur ganda  Tegal-Bojonegoro. Selain itu, kereta komersil tidak akan berhenti ketika jalur ganda dipakai.
“Keretanya akan berhenti di tempat stasiun komersil saja,” katanya.

Jumlah stasiun komersil yanag ada di Kota Semarang yaitu di Stasiun Tawang, dan Poncol. Sementara untuk stasiun Jrakah, Kaliwungu dan stasiun kecil lain tidak akan menjadi tempat pemberhentian. (ABDUS SALAM)

Sawer 10 Menit Dapat Rp14 juta



SEMARANG-Kasus yang menjerat TKW asal Kabupaten Semarang, Satinah mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, tidak luput pula para pegawai dan karyawan Pemerintah Kota Semarang. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak seluruh karyawan di Pemkot untuk berempati menyumbang Satinah, Jumat (28/3).
Dalam acara apel terpusat Karyawan dan Karyawati Pemkot Semarang, diedarkan langsung kotak donasi untuk membantu meringankan Satinah yang sedang terjerat kasus hukum di Negara Arab. Kotak donasi yang diedarkan oleh staf BKD yang berlangsung 10 menit ini berhasil mengumpulkan Rp 14.254.700. Jumlah bantuan ini secara simbolis diserahkan ke Kepala Disnakertrans yang nantinya akan dikirimkan ke Disnakertrans Provinsi  Jawa Tengah.
Hendi mengatakan, salah satu bentuk empati yang dapat kita lakukan adalah dapat memberikan doa agar diberikan jalan terbaik bagi TKW Indonesia khususnya Satinah. Selain itu dapat memberikan bantuan sukarela berupa materi/ non materi  berupa apa saja.
“Yang penting   harus iklhlas, tuturnya.
Lebih lanjut, Hendi mengatakan, jika ingin menyumbangkan lebih, bisa menghubungi pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdekat. Permasalahan Satinah merupakan masalah besar yang harus dicarikan solusi bersama.
“Paling tidak  ada win-win solution sehingga kedua belah pihak tidak merasa dirugikan” tandasnya.
Salah satu staf Sekda Kota Semarang, Sulistyowati, juga ikut merasakan kesedihan yang dialami Satinah di Negara Arab. Menurutnya, Satinah merupakah wanita gigih berjuang mencari nafkah untuk keluarganya.

“Sebagai sesama wanita saya bisa merasakan situasi hatinya yang sedang mendapatkan kasus di Arab sana,” ujarnya. (ABDUS SALAM)

SHU Kosti Mengalami Kenaikan 29,96%


SEMARANG- Koperasi Sopir Transportasi (KOSTI) Kota Semarang menginjak umur 17 tahun ternyata sudah mampu menarik anggota sebanyak 633 orang. Pada  tahun 2013 lalu, koperasi ini dapat mengumpulkan Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggotanya sebesar Rp 74.944.877,65  tahun 2012  hanya berkisar Rp 63.101.822,05. Sedangkan aset yang  dapat dikumpulkan Rp 35.224.250.194,46, atau naik 29,96% dari tahun 2012.
Dalam acara RAT ke- 17 KOSTI, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta agar mencermati dalam hal penyusunan program rencana kerja di tahun yang akan datang. Karena pada titik ini biasanya peserta RAT kurang mencermati, hanya melihat hasil nyata yang mereka dapat.
“Sehingga ke depannya koperasi mengedepankan program-program yang merakyat bagi anggotanya,” ujarnya.
Pihak Pemkot Semarang juga senantiasa siap membantu dan memfasilitasi demi kemajuan koperasi menjadi lebih baik lagi. Sebagai bentuk implemantasi, Pemkot melalui Dinas Koperasi dan UMKM di tahun 2014, akan melaksanakan pelatihan manajemen KSP/ USP berbasis kompetensi.
Ketua Koperasi Kosti Semarang, Sugeng Riyanto menuturkan, selama 17 tahun  Kosti telah memiliki tiga bidang usaha, yaitu unit jasa, unit simpan pinjam dan unit konsumsi. Perkembangan pendapatan ditiga bidang usaha tersebut masing-masing mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada unit jasa tahun 2013 mengalami kenaikan 9,74% sebesar Rp 6.454.697.337. Unit simpan pinjam juga mengalami kenaikan sebesar Rp 87.953.862 atau naik 15,25%.
“Sedangkan unit konsumsi di tahun 2013 mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 263.077.189, naik sebesar 10,04%,” ujarnya.
Diakhir acara Hendri  berpesan agar peserta RAT ini dapat ikut berkonstribusi aktif dengan memberikan saran, kritik dan masukan agar koperasi dapat berkembang sesuai rencana strategis yang telah disusun dan segala kebijakan tetap berjalan di rel yang benar sehingga mampu memberikan kesejahteraan kepada anggota. (ABDUS SALAM)





Uang Honorarium OPAK Digelapkan, AMPEKA Demo

SEMARANG- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampeka) IAIN Walisongo Semarang melakukan unjuk rasa menutut kasus penggelapan dana orsenik dan penyelewengan honorarium dan resitasi Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) 2014, di depan Gedung Rertorat Kampus 1 IAIN Walisongo Semarang, Rabu, (2/4).
Unjuk rasa ini menindaklanjuti petisi yang dilayangkan  tanggal 10 Maret 2014 lalu yang tidak mendapatkan respon dari pihak pimpinan atau birokrasi IAIN Walisongo Semarang. Petisi tersebut dibuat terkait kasus penggelapan dana orsenik dan penyelewengan resitasi OPAK 2013.
Aksi ini dimulai dari Kampus 3 IAIN Walisongo Semarang, seusai berorasi sekitar 50 orang   pengunjuk rasa berjalan menuju Kampus 2 dan Kampus 1 menuju gedung rektorat.
Menurut koordinator aksi, Zahrul Anam, unjuk rasa ini menuntut kejelasan persoalan terkait pada OPAK 2012 yang diketuai oleh Siswoyo, di mana pada OPAK ini terjadi penyelewengan dana honorarium untuk para panitia pelaksana. Sebagian panitia tidak diberi uang lelah dan ada beberapa panitia mendapatkannya tapi tidak sesuai nominal yang seharusnya.
Tidak hanya itu, Anam juga menuntut kejelasan OPAK tahun 2013 yang diketahui Ahmad Munadzib, di mana uang honorarium untuk 22 lembaga kemahasiswaan yang dalam kesepakatan rapat seharusnya masing-masing mendapat Rp 360 ribu ternyata hanya mendapatkan Rp 300 ribu.
“Anggaran kesehatan dalam OPAK 2013 yang seharusnya diberikan kepada Unit Kerja Mahasiswa Institut (UKMI) KSR sebesar Rp 500 ribu hanya dibayarkan Rp 300 ribu,” ujarnya.
Selian itu, unjuk rasa yang dilakukan ini juga menuntut penggelapan dana orsenik di Fakultas Ushuluddin yang melibatkan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Ushuluddin, Nila Farchati, yang tebukti menggelapkan anggaran dana olahraga seni dan keahlian (Orsenik) tahun 2013 sebesar Rp 540 ribu.
“Kasus penggelapan dana ini juga hilang tanpa adanya penyelesaian, dari pihak Fakultas Usuluddin yang seharusnya bertanggung jawab ternyata hanya membiarkan saja,” katanya.
Aksi yang berlangsung sekitar satu jam ini akhirnya ditemui langsung oleh Rektor IAIN Walisongo Semarang, Muhibbin. Dihadapan para pengunjuk rasa, Muhibbin berjanji akan menindaklanjuti dan mengusut kasus-kasus ini. (abdus salam)