Wednesday, 2 April 2014

Uang Honorarium OPAK Digelapkan, AMPEKA Demo

SEMARANG- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampeka) IAIN Walisongo Semarang melakukan unjuk rasa menutut kasus penggelapan dana orsenik dan penyelewengan honorarium dan resitasi Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) 2014, di depan Gedung Rertorat Kampus 1 IAIN Walisongo Semarang, Rabu, (2/4).
Unjuk rasa ini menindaklanjuti petisi yang dilayangkan  tanggal 10 Maret 2014 lalu yang tidak mendapatkan respon dari pihak pimpinan atau birokrasi IAIN Walisongo Semarang. Petisi tersebut dibuat terkait kasus penggelapan dana orsenik dan penyelewengan resitasi OPAK 2013.
Aksi ini dimulai dari Kampus 3 IAIN Walisongo Semarang, seusai berorasi sekitar 50 orang   pengunjuk rasa berjalan menuju Kampus 2 dan Kampus 1 menuju gedung rektorat.
Menurut koordinator aksi, Zahrul Anam, unjuk rasa ini menuntut kejelasan persoalan terkait pada OPAK 2012 yang diketuai oleh Siswoyo, di mana pada OPAK ini terjadi penyelewengan dana honorarium untuk para panitia pelaksana. Sebagian panitia tidak diberi uang lelah dan ada beberapa panitia mendapatkannya tapi tidak sesuai nominal yang seharusnya.
Tidak hanya itu, Anam juga menuntut kejelasan OPAK tahun 2013 yang diketahui Ahmad Munadzib, di mana uang honorarium untuk 22 lembaga kemahasiswaan yang dalam kesepakatan rapat seharusnya masing-masing mendapat Rp 360 ribu ternyata hanya mendapatkan Rp 300 ribu.
“Anggaran kesehatan dalam OPAK 2013 yang seharusnya diberikan kepada Unit Kerja Mahasiswa Institut (UKMI) KSR sebesar Rp 500 ribu hanya dibayarkan Rp 300 ribu,” ujarnya.
Selian itu, unjuk rasa yang dilakukan ini juga menuntut penggelapan dana orsenik di Fakultas Ushuluddin yang melibatkan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Ushuluddin, Nila Farchati, yang tebukti menggelapkan anggaran dana olahraga seni dan keahlian (Orsenik) tahun 2013 sebesar Rp 540 ribu.
“Kasus penggelapan dana ini juga hilang tanpa adanya penyelesaian, dari pihak Fakultas Usuluddin yang seharusnya bertanggung jawab ternyata hanya membiarkan saja,” katanya.
Aksi yang berlangsung sekitar satu jam ini akhirnya ditemui langsung oleh Rektor IAIN Walisongo Semarang, Muhibbin. Dihadapan para pengunjuk rasa, Muhibbin berjanji akan menindaklanjuti dan mengusut kasus-kasus ini. (abdus salam)




0 comments:

Post a Comment