SEMARANG- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli
Kampus (Ampeka) IAIN Walisongo Semarang melakukan unjuk rasa menutut kasus
penggelapan dana orsenik dan penyelewengan honorarium dan resitasi Orientasi
Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) 2014, di depan Gedung Rertorat Kampus 1 IAIN
Walisongo Semarang, Rabu, (2/4).
Unjuk rasa ini menindaklanjuti
petisi yang dilayangkan tanggal 10 Maret 2014 lalu yang tidak mendapatkan respon dari
pihak pimpinan atau birokrasi IAIN Walisongo Semarang. Petisi tersebut dibuat
terkait kasus penggelapan dana orsenik dan penyelewengan resitasi OPAK 2013.
Aksi ini dimulai dari Kampus 3 IAIN
Walisongo Semarang, seusai berorasi sekitar 50 orang pengunjuk rasa berjalan menuju Kampus 2 dan Kampus
1 menuju gedung rektorat.
Menurut koordinator aksi, Zahrul
Anam, unjuk rasa ini menuntut kejelasan persoalan terkait pada OPAK 2012 yang
diketuai oleh Siswoyo, di mana pada OPAK ini terjadi penyelewengan dana
honorarium untuk para panitia pelaksana. Sebagian panitia tidak diberi uang
lelah dan ada beberapa panitia mendapatkannya tapi tidak sesuai nominal yang
seharusnya.
Tidak hanya itu, Anam juga menuntut
kejelasan OPAK tahun 2013 yang diketahui Ahmad Munadzib, di mana uang
honorarium untuk 22 lembaga kemahasiswaan yang dalam kesepakatan rapat
seharusnya masing-masing mendapat Rp 360 ribu ternyata hanya mendapatkan Rp 300
ribu.
“Anggaran kesehatan dalam OPAK 2013
yang seharusnya diberikan kepada Unit Kerja Mahasiswa Institut (UKMI) KSR
sebesar Rp 500 ribu hanya dibayarkan Rp 300 ribu,” ujarnya.
Selian itu, unjuk rasa yang dilakukan
ini juga menuntut penggelapan dana orsenik di Fakultas Ushuluddin yang
melibatkan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Ushuluddin, Nila
Farchati, yang tebukti menggelapkan anggaran dana olahraga seni dan keahlian
(Orsenik) tahun 2013 sebesar Rp 540 ribu.
“Kasus penggelapan dana ini juga
hilang tanpa adanya penyelesaian, dari pihak Fakultas Usuluddin yang seharusnya
bertanggung jawab ternyata hanya membiarkan saja,” katanya.
Aksi yang berlangsung sekitar satu
jam ini akhirnya ditemui langsung oleh Rektor IAIN Walisongo Semarang,
Muhibbin. Dihadapan para pengunjuk rasa, Muhibbin berjanji akan menindaklanjuti
dan mengusut kasus-kasus ini. (abdus salam)
0 comments:
Post a Comment