SEMARANG- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai As'ad Said Ali, secara umum mengharuskan NU berpolitik. Keharusan itu atas dasar kepentingan penerapan esensi hukum Islam. Hukum negara, kata As’ad tidak boleh bertentangan dengan tujuan hukum Islam.
"Hukum negara itu tak boleh bertentangan dengan esensi hukum
Allah. Untuk menggapai keselarasan dua hukum itu dengan berpolitik," ujarnya,
Kamis (27/3).
Pada kesempatan silaturahmi dan dialog bersama di Gedung PWNU Jateng
yang dimoderatori M Arja Imroni ini dihadiri pula Ketua Lazisnu Pusat Masyhuri
Malik, Rois Syuriah PWNU Jateng Kiai Ubaidilah Shodaqoh, dan mantan Ketua PWNU
Jateng M Adnan.
As'ad menyampaikan bahwa di
negara ini yang berhak membuat aturan atau undang-undang adalah legislatif.
Sementara untuk menjadi anggota legislatif harus ditempuh melalui gerbong
politik. Karena itu, supaya NU turut andil dalam membuat hukum harus ada yang
masuk menjadi wakil rakyat.
" Karena yang membuat hukum adalah lembaga politik. Ini kan
menjadi jelas, posisi kita sebagai warga NU ada dimana dalam kebangsaan dan
perhelatan politik tahun ini," tuturnya.
Namun, As'ad menyarankan kepada warga NU supaya sangat berhati-hati
dalam politik praktis. Dia berpesan kepada seluruh orang NU supaya tidak
tejebak dalam politik yang berpihak kepada seseorang atau partai tertentu.
"Banyak kiat-kiat supaya kita tidak terjebak dalam
keberpihakan. Paling diutamakan, tentunya dalam berpolitik untuk kepentingan
umat dan warga NU," katanya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, Abu Hapsin dalam
sambutannya menyampaikan, sejatinya NU adalah ormas sosial dan keagamaan.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa NU tidak bisa lepas dengan kekuasaan. Untuk
melandasi ini, Abu mengutip referensi yang menyatakan jika negara tak dijaga
dengan politik tak akan ada artinya.
" Jika negara ini tidak dijaga dengan kekuatan politik (kekuasaan-red)
maka akan sia-sia,” tuturnya
Abu jugar berpesan untuk menghadapi Pileg 2014 diharapkan semua
kader NU untuk berhati-hati dalam terjun ke dunia politik praktis.
"Ke depan kita punya pekerjaan rumah besar berupa membina
hubungan seperti apa yang harus dibangun antara NU dengan kekuasaan
politik," imbuhnya.
Selain soal politik, Abu juga menyinggung kemapanan organisasi dari
sisi ekonomi. Dia meyakini, organisasi tanpa ditopang dengan kekuatan ekonomi
yang mapan akan mengalami kesulitan.(ABDUS SALAM)
0 comments:
Post a Comment