Semarang - Ketua Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia (AAUI) Cabang Semarang MA Rifa'i berharap rencana Pemerintah meluncurkan
asuransi mikro bisa menumbuhkan dunia asuransi yang dinilai masih kurang.
"Masyarakat yang sebelumnya tidak akrab
dengan dunia asuransi diharapkan bisa semakin memahami melalui produk baru
tersebut," ujarnya, Kamis (20/3).
Fokus dari asuransi mikro ini, kata dia,
adalah pembayaran premi per tahun tidak lebih dari Rp 50 ribu. Nilai tersebut
relatif kecil jika dibandingkan dengan manfaat besar yang diperoleh masyarakat.
Ia mengatakan, dengan besaran premi tersebut
bisa mengcover kerugian yang nilainya cukup besar, sebagai contoh yaitu rumah
dengan nilai Rp 150 - 200 juta.
"Ini sudah cukup membuat nyaman
masyarakat dari pada tempat tinggalnya tidak dilindungi oleh apapun,
selanjutnya nanti juga akan dikembangkan asuransi jiwanya jadi lebih bersifat
umum," jelasnya.
Meski tergolong kecil, namun jika besaran
premi tersebut naik dikhawatirkan justru tidak bisa menjangkau masyarakat dari
kalangan bawah karena tujuan utama dari asuransi tersebut adalah melindungi
pelaku usaha mikro supaya tepat sasaran.
"Memang untuk kepastian besaran premi
ini belum diputuskan oleh Pemerintah, masih terjadi tarik ulur kalau kami dari
pelaku asuransi tentu juga memikirkan dari sisi bisnis," jelasnya.
Diakuinya asuransi mikro tersebut lebih
kental di unsur edukasinya, namun demikian harus seimbang antara edukasi,
sosial, dan bisnis karena jika tidak begitu dikhawatirkan produk tersebut tidak
akan berumur panjang.
"Yang pasti kami dari asosiasi menyambut
positif rencana tersebut apalagi kan tingkat pengetahuan asuransi di kalangan
masyarakat masih kurang terutama di level masyarakat kecil jadi diharapkan bisa
sekaligus membantu memasyarakatkan," ujarnya.
Rifa'i mengatakan jika masyarakat sudah
mengenal asuransi diharapkan kebutuhan mereka akan asuransi yang lebih besar
bisa berkembang. Menurut rencana produk tersebut tidak dijual melalui petugas
asuransi melainkan dari lewat perbankan, katanya, perbankan dalam hal ini
bertindak sebagai distributor.
"Produk bank yang salah satunya adalah
tabungan ini kan sudah merakyat, selanjutnya akan diikuti dengan produk
asuransi mikro harapannya dengan cara tersebut akan lebih mudah menyasar ke
masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala
Eksekutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani,
asuransi mikro bisa menjadi alternatif pengalihan resiko bagi keluarga
berpenghasilan rendah. Asuransi ini dapat ditawarkan dalam berbagai bentuk,
seperti pendidikan, kesehatan atau perlindungan ancaman gagal panen bagi petani
kecil.
Sedangkan
ketua Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D Hadad, menuturkan dalam waktu dekat
ini sudah ada asuransi yang mulai dijual kemasyarakat, yang meliputi
asuransi takut demam berdarah, asuransi bencana dan asuransi pertanian.
“Asuransi ini nantinya semisal ada yang terjadi
musibah tidak memusingkan orang lain, karena ketika sakit itu sangat
memusingkan. Kita akan lakukan edukasinya dengan bekerja dengan intansi
yang lain dan universitas. Dan tahun ini akan diuji coba,” tandasnya. (Abdus Salam)
0 comments:
Post a Comment