Tuesday, 25 March 2014

Asuransi Mikro Tumbuhkan Dunia Asuransi



Semarang - Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Cabang Semarang MA Rifa'i berharap rencana Pemerintah meluncurkan asuransi mikro bisa menumbuhkan dunia asuransi yang dinilai masih kurang.
"Masyarakat yang sebelumnya tidak akrab dengan dunia asuransi diharapkan bisa semakin memahami melalui produk baru tersebut," ujarnya, Kamis (20/3).
Fokus dari asuransi mikro ini, kata dia, adalah pembayaran premi per tahun tidak lebih dari Rp 50 ribu. Nilai tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan manfaat besar yang diperoleh masyarakat.
Ia mengatakan, dengan besaran premi tersebut bisa mengcover kerugian yang nilainya cukup besar, sebagai contoh yaitu rumah dengan nilai Rp 150 - 200 juta.
"Ini sudah cukup membuat nyaman masyarakat dari pada tempat tinggalnya tidak dilindungi oleh apapun, selanjutnya nanti juga akan dikembangkan asuransi jiwanya jadi lebih bersifat umum," jelasnya.
Meski tergolong kecil, namun jika besaran premi tersebut naik dikhawatirkan justru tidak bisa menjangkau masyarakat dari kalangan bawah karena tujuan utama dari asuransi tersebut adalah melindungi pelaku usaha mikro supaya tepat sasaran.
"Memang untuk kepastian besaran premi ini belum diputuskan oleh Pemerintah, masih terjadi tarik ulur kalau kami dari pelaku asuransi tentu juga memikirkan dari sisi bisnis," jelasnya.
Diakuinya asuransi mikro tersebut lebih kental di unsur edukasinya, namun demikian harus seimbang antara edukasi, sosial, dan bisnis karena jika tidak begitu dikhawatirkan produk tersebut tidak akan berumur panjang.
"Yang pasti kami dari asosiasi menyambut positif rencana tersebut apalagi kan tingkat pengetahuan asuransi di kalangan masyarakat masih kurang terutama di level masyarakat kecil jadi diharapkan bisa sekaligus membantu memasyarakatkan," ujarnya.
Rifa'i mengatakan jika masyarakat sudah mengenal asuransi diharapkan kebutuhan mereka akan asuransi yang lebih besar bisa berkembang. Menurut rencana produk tersebut tidak dijual melalui petugas asuransi melainkan dari lewat perbankan, katanya, perbankan dalam hal ini bertindak sebagai distributor.
"Produk bank yang salah satunya adalah tabungan ini kan sudah merakyat, selanjutnya akan diikuti dengan produk asuransi mikro harapannya dengan cara tersebut akan lebih mudah menyasar ke masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani, asuransi mikro bisa menjadi alternatif pengalihan resiko bagi keluarga berpenghasilan rendah. Asuransi ini dapat ditawarkan dalam berbagai bentuk, seperti pendidikan, kesehatan atau perlindungan ancaman gagal panen bagi petani kecil.
Sedangkan ketua Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D Hadad, menuturkan dalam waktu dekat ini sudah  ada asuransi yang mulai dijual kemasyarakat, yang meliputi asuransi takut demam berdarah, asuransi bencana dan asuransi pertanian.
“Asuransi ini nantinya semisal ada yang terjadi musibah tidak  memusingkan orang lain, karena ketika sakit itu sangat memusingkan. Kita akan lakukan edukasinya dengan bekerja dengan intansi yang lain dan universitas. Dan tahun ini akan diuji coba,” tandasnya. (Abdus Salam)

0 comments:

Post a Comment